Membaca Ayat renungan harian ALKITAB Katolik Kristen Protestan untuk mengenal ajaran TUHAN ALLAH, menuju jalan yang dijanjikan Yesus dalam 10 Hukum Taurat dan Injil agar selamat dari dajjal anti kristus.

Laman

Minggu, 27 Januari 2013

PENGESAHAN KETUHANAN YESUS 100 % TUHAN dan 100 % MANUSIA

Tanya
Kapan SK yang memutuskan Yesus 100% Tuhan sekaligus 100% manusia ditetapkan?

Jawab
Hal itu diputuskan pada konsili di Efesus bulan Juni tahun 431 Masehi (400 tahun setelah Yesus tiada) yang disponsori oleh Kaisar Romawi, Theodosius II.

"We confess therefore our Lord Jesus Christ, the only begotten Son of God to be perfect (100%) God and perfect (100%) man".

(Oleh Karena itu kita mengakui bahwa Tuan Yesus Kristus, Anak Tunggal Tuhan, sebagai Tuhan yang sempurna (100%) sekaligus manusia yang sempurna (100%).

Keputusan ini kemudian diperkuat lagi oleh SK yang diterbitkan dalam konsili di Chalcedon, bulan Oktober tahun 451 Masehi yang juga disponsori oleh Kaisar Romawi saat itu, Marcion.

"Followinq the holy fathers we confess with one voice that the one and only Son, our Loard Jesus Christ, is perfect in Godhead and perfect in manhood truly God and truly man..."

(Sesuai dengan ajaran para pemimpin Gereja, kami bersaksi dengan suara bulat bahwa satu-satunya Anak, Tuan kita Yesus Kristus, adalah Tuhan yang sempurna (100%) dan manusia yang sempurna (100%), Tuhan yang sesungguhnya dan manusia yang sesungguhnya)

Namun pendirian yang mengatakan bahwa Yesus 100% manusia dan 100% Tuhan saat ini mendapat tantangan yang luas dari para ilmuwan dan pakar Alkitab.

Prof. John Hick dalam bukunya The Myth of God Incarnate mengatakan:

"What the orthodoxy developed as the two natures of Jesus, divine and human coinherinq in one historical Jesus Christ remains a form of words without assiqnable meaning.... for to say without explanation that the historical Jesus of Nazareth was also God is adevoid of meaning...That Jesus was God the Son incarnate is not literally true since it has no literal meaninq but it is an application to Jesus of a mythical concept whose funtion is analogous to that of the notion of divine sonship ascribed in ancient world to a king"

(Apa yang diciptakan oleh golongan Kristen Orthodoks tentang ke-dwi sifat-an (dua kodrat) Yesus sebagai Tuhan dan makhluk dalam diri Yesus hanyalah merupakan kata-kata tanpa arti....karena dengan mengatakan tanpa penjelasan bahwa manusia Yesus adalah juga Tuhan, adalah sesuatu yang tidak memiliki makna....Bahwa Yesus adalah inkarnasi Tuhan Anak secara harfiah tidak benar, karena secara harfiah tidak ada artinya dan hanya diterapkan kepada Yesus dalam mitos yang fungsinya mirip seperti pandangan tentang raja sebagai anak dewa dalam legenda)

Huston Smith, pakar perbandingan agama dalam bukunya The Word's Religion hal 340 mengomentari ke-dwi sifat-an Yesus:

"To be fully divine mean one has to be free of human limitation. If he has only one human limitation then he is not God. But according to the creed, he has every human limitation. How, then can he be God?"

(Untuk sepenuhnya ilahi, berarti dia harus bebas dari segala keterbatasan manusia. Kalau dia memiliki satu kelemahan manusia, berarti dia bukan Tuhan. Tetapi berdasarkan kredo, dia (Yesus) memiliki segala keterbatasan sebagai seorang manusia. Oleh sebab itu mana mungkin dia Tuhan?)

Randolph Ross dalam bukunya Command Sense Christiannity dengan tegas mengatakan:

"Not because it is difficult to understand, but because it cannot be meaningfuly be said....not only impossible according to our understanding of the laws of nature....but impossible according to tha rule of logic upon which all our reasoning is based"

(Bukan hanya karena sulit dimengerti, tetapi karena tidak ada maknanya....tidak hanya mustahil berdasarkan hukum alam....tetapi juga mustahil berdasarkan akal sehat dimana loqika berpikir kita didasarkan)

Namun walaupun ajaran yang tidak masuk akal ini mendapat tantangan dari para ilmuwan dan pakar Alkitab, Gereja tetap mempertahankannya mati­matian karena umat Kristiani sudah terlanjur diajari bahwa dua kodrat Yesus merupakan syarat untuk menjadikannya sebagai Juru Selamat sesuai ajaran agama Yunani.

Tanya
Apakah Paulus pernah mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan atau setara dengan Tuhan?

Jawab
Paulus (5-67M) yang hidup di zaman Yesus tidak pernah mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan atau setara dengan Tuhan Allah.

Tanya
Apa upaya yang dilakukan Gereja untuk menjadikan Anak Allah setara dengan Allah?

Jawab
Dengan mengatakan bahwa Anak Allah (Tuhan) adalah Logosnya filsafat Yunani.

Tanya
Siapa yang mengatakan bahwa Logos (Firman) adalah anak Allah (Tuhan)?

Jawab
Yang mengatakan demikian adalah Philo dari Alexandria. Dia mendefinisikan Logos sebagai "Protogenes huios theou" (Anak sulung Tuhan). 

Gelar anak Tuhan ini kemudian digunakan oleh Paulus untuk Yesus. Selanjutnya penyalin Injil yang umumnya adalah para pengikut Paulus juga ikut-ikutan menyebut Yesus sebagai Anak Allah (Tuhan), dengan menambahkannya kedalam ayat-ayat Injil.

Mari kita MEMBACA AYAT ALKITAB berikut ini :

"Inilah permulaan Injil tentanq Yesus Kristus, ANAK ALLAH". (Markus 1:1) 
"Jawabnya (Sida-sida): 'Aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah ANAK ALLAH'" (Kis. 8:37)

Perhatikan :
Kata "ANAK ALLAH" dari kedua ayat tersebut diatas adalah PALSU. 
Kata "ANAK ALLAH" dari kedua ayat tersebut diatas adalah PALSU.
Kata "ANAK ALLAH" dari kedua ayat tersebut diatas adalah PALSU. 

Kata-kata tersebut TIDAK ADA dalam teks Injil Markus maupun Kisah Para Rasul dari (Codex Vaticanus dan Codex Sinaiticus) yang diperkirakan ditulis tahun 325M.

kata "ANAK ALLAH" dalam kedua kitab diatas, baru diselipkan di akhir abad ke IV atau abad ke V.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar