Pada pertengahan abad 20,
sekitar setengah abad yang lalu, terdapat dua penemuan arkeologi yang
menggemparkan bagi dunia Kristen. Pertama, penemuan teks Injil Thomas di Nag
Hamadi-Mesir pada tahun 1945. Dua tahun setelahnya, 1947, terjadi penemuan kedua
berupa gulungan manuskrip di Qumran dekat Laut Mati, yang kemudian dikenal
dengan Gulungan Laut Mati (the Dead Sea Scrolls).
Nag Hamadi menyimpan Kitab-Kitab Injil yang tidak dikenal sebelumnya, di samping tulisan-tulisan sastera dan filsafat. Sebagaimana dimaklumi bahwa Perjanjian Baru terdiri dari empat Injil yang dinisbatkan kepada Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Injil-Injil inilah yang dinyatakan absah dan diakui oleh Gereja. Namun, berdasarkan pada temuan di Nag Hamadi, dengan jelas dinyatakan bahwa di sana terdapat lnjil-injil lain yang beredar semenjak abad ke-1 hingga abad ke-4 M, di antaranya Injll Thomas yang berisi sabda-sabda Yesus (Almasih), yang sebagian tercantum dalam empat Injil Perjanjian Baru. Ada lagi Injil Maria Magdalena, Injil Orang-orang Mesir, Injil Philip dan Injil-injil yang lain.
Nag Hamadi menyimpan Kitab-Kitab Injil yang tidak dikenal sebelumnya, di samping tulisan-tulisan sastera dan filsafat. Sebagaimana dimaklumi bahwa Perjanjian Baru terdiri dari empat Injil yang dinisbatkan kepada Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Injil-Injil inilah yang dinyatakan absah dan diakui oleh Gereja. Namun, berdasarkan pada temuan di Nag Hamadi, dengan jelas dinyatakan bahwa di sana terdapat lnjil-injil lain yang beredar semenjak abad ke-1 hingga abad ke-4 M, di antaranya Injll Thomas yang berisi sabda-sabda Yesus (Almasih), yang sebagian tercantum dalam empat Injil Perjanjian Baru. Ada lagi Injil Maria Magdalena, Injil Orang-orang Mesir, Injil Philip dan Injil-injil yang lain.
Sementara
penulisan Injil-Injil Perjanjian Baru berasal dari tahun 70 M, kita mendapati
bahwa Injil Thomas ditulis pada dua puluh tahun sebelumnya. Berdasarkan
perhitungan waktu ini maka Injil Tomas merupakan Iniil PALING TUA di antara
Iniil-injil yang ada saat ini.
Jemaat-jemaat Kristen awal -khususnya yang berada di Mesir- menganut
ajaran yang berbeda dengan ajaran Gereja Romawi semenjak abad ke-2 M. Ketika
para Uskup mulai melakukan pembenahan gerakan Kristen berdasarkan ajaran-ajaran
kependetaan pada awal abad ke-3 M, mereka mulai - khususnya para uskup Roma-
memaksakan ajaran mereka kepada gereja-gereja lain yang jika menolak, mereka
akan dianggap melakukan bid'ah dan kesesatan.
Nasib
gereja-gereja Mesir dalam hal ini, sungguh sangat mengenaskan karena mereka
tidak mau tunduk kepada kekuasaan Roma. Pada saat Kaisar Konstantin menyatakan
diri sebagai penganut Kristen pada abad ke-4 M, dan Kristen menjadi agama resmi
Kekasisaran Romawi, wibawa Gereja menjadi semakin besar dan selanjutnya
mengeluarkan maklumat untuk membakar semua tulisan yang bertentangan dengan
ajaran Gereja. Pada zaman inilah terjadi tragedi pembakaran rumah ibadah
Sarabium di Aleksandria dan sebagian besar manuskrip yang ada di perpustakaan
agung Aleksandria ikut terbakar. Inilah barangkali di antara sebab yang
mendorong pendeta-pendeta Bachumiyyin di Nag Hamadi untuk menyelamatkan
tulisan-tulisan kuno itu, memasukkannya di dalam gentong lalu menyembunyikannya
ditempat terpencil.
Walaupun pihak gereja berusaha memusnahkan semua alkitab yang tidak mendukung ajaran pagan, namun kebenaran akhirnya terungkap. Injil Thomas dan banyak naskah kuno yang berisi ajaran yesus, berhasil selamat dari penghancuran oleh pihak gereja. Kini naskah tersebut telah diterjemahkan dan diteliti oleh banyak ahli theologi dan pakar alkitab. Penemuan Injil Thomas ini seharusnya membuat umat kristiani membuka mata n hati, untuk mengetahui apa yang tercantum didalamnya. Namun pihak gereja sangat menentang keras keberadaan injil Thomas, dan menganggap Injil tersebut tetap apokripa alias dilarang untuk dibaca. Sebetulnya, fakta apa yang tersembunyi dalam Injil Thomas, sehingga pihak gereja merasa gusar jika hal itu dipublikasikan ?
Walaupun pihak gereja berusaha memusnahkan semua alkitab yang tidak mendukung ajaran pagan, namun kebenaran akhirnya terungkap. Injil Thomas dan banyak naskah kuno yang berisi ajaran yesus, berhasil selamat dari penghancuran oleh pihak gereja. Kini naskah tersebut telah diterjemahkan dan diteliti oleh banyak ahli theologi dan pakar alkitab. Penemuan Injil Thomas ini seharusnya membuat umat kristiani membuka mata n hati, untuk mengetahui apa yang tercantum didalamnya. Namun pihak gereja sangat menentang keras keberadaan injil Thomas, dan menganggap Injil tersebut tetap apokripa alias dilarang untuk dibaca. Sebetulnya, fakta apa yang tersembunyi dalam Injil Thomas, sehingga pihak gereja merasa gusar jika hal itu dipublikasikan ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar